Aksi Turun ke Jalan Masih Perlu

INILAMPUNG.Com -- Bahwa civil society dan pergerakan politik mesti terus dilakukan untuk membangun Indonesia yang demokratis dan lebih baik. Gerakan turun ke jalan merupakan keharusan untuk mengontrol pemerintahan yang menyeleweng.

Demikian Hariman Siregar, mantan Ketua Umum Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia, diacara tahlilan mengenang Amir Daulay, dan Moeslim Abdulrahman, di Jakarta, Senin (8/7) tadi malam

Hariman menyatakan, sosok Amir dan Moeslim merupakan contoh  figur yang sangat di percaya mengenai pentingnya gerakan dan orang-orang untuk melakukan upaya-upaya pergerakan dalam menegakkan demokrasi, HAM dan keadilan. ''Mereka selalu mengajak kita untuk bergerak dan berpikir, melontarkan gagasan dan langkah bagi perubahan,'' kata Hariman.

Hariman yang dikenal sebagai tokoh Malari juga menilai dua tokoh (Amir Daulay dan Moeslim Abdulrahman) memiliki dedikasi dan kepercayaan yang kuat dalam perjuangan dan pergulatan keadilan dan demokrasi.

''Amir dan Moeslim percaya betul bahwa civil society dan pergerakan musti terus dilakukan untuk membangun  Indonesia yang demokratis dan lebih baik,” kata Hariman.

Hariman menuturkan, Moeslim dan Amir secara sadar memilih civil society untuk menggerakkan perubahan dan pilihan sadar itu ternyata mengundang simpati dan empati banyak orang.

Hadir dan terlibat dalam tahlilan tadi malam antara lain Bursah Zarnubi, Mulyana Kusumah, Sukardi Rinakit, B.Wiwoho, Gurmilang Kartasasmita, Judil Herry, M Yamin, Hamid Dipo Pramono, Herdi Sahrasad, Isti Nugroho, Ray Rangkuti, Adi Lazuardi, Alosius Rebong, Imron Zein Rolas, Budi Murdono, Weby, Ruswandi, Bonar Tigor Naipospos, Rauf Arumsyah, Suparwan Zahary Gabat,  Eggy SUdjana, Hendrik SIrait, Agus Lenon, Bethor Suryadi, Eva Sundari PDIP dan kaum muda aktvis dari berbagai kota yang bersemangat mengenang budi baik dan makna pergulatan  almarhum Amir Daulay maupun Moeslim Abdurahman. (IL-2/Rim)

Baca Juga :